Tony: Di Depan Istri, Aku Bermesraan dengan Selingkuhanku
Sumber: CBN Indonesia

Family / 20 February 2017

Kalangan Sendiri

Tony: Di Depan Istri, Aku Bermesraan dengan Selingkuhanku

Budhi Marpaung Official Writer
11110

Namaku Tony. Untuk mencukupi kebutuhan istri dan anak-anak, aku memutuskan untuk pergi ke Jakarta. Di ibukota, aku menemui kerabat yang akan memasukkanku bekerja di PO Bus sebagai calo.

Aku pun bekerja di sana. Sampai satu waktu, aku bertemu dengan seorang calon penumpang yang sedang mencari tiket ke Solo. Berawal dari perkenalan biasa, hubungan kami ternyata berlanjut. Perempuan tersebut jatuh cinta kepadaku, begitu juga aku kepadanya.

Melihat keakraban yang terjalin, kami pun memutuskan untuk tinggal serumah.

Suatu hari, aku mendapatkan surat dari kampung. Istriku, Marsiana Sugianti menulis surat untuk dikirimkan uang yang memang sudah lama aku tidak kirimkan. Aku tidak membalas surat dari istriku tersebut.

Akan tetapi, tanpa sepengetahuanku, istriku ternyata menyusul ke Jakarta. Sesampai di tempat kerjaan, aku begitu panik karena aku tidak ingin ada orang lain yang mengetahui siapa dirinya.

Aku pun membawa istriku ke rumah selingkuhanku. Mengingat selingkuhanku tahu bahwa aku sudah menikah, ia tidak berkeberatan jika istriku tersebut tinggal bersama dengan mereka.

Meski di sana ada istriku, aku tidak peduli. Aku tetap bermesraan dengan selingkuhanku. Aku justru memarahinya dan memberikan ancaman setelah ia menunjukkan sikap buruk ketika melihat aku dan selingkuhanku bermanja-manja. Dia pun tidak bisa berbuat apa-apa.

Keesokan harinya, aku pun membawa pulang istriku kembali ke Solo. Namun, setelah beramah-tamah sebentar dan memberikan uang kepada sang istri, aku pun memutuskan untuk langsung kembali ke Jakarta.

Meski anak sempat mempertanyakan mengapa cepat sekali langsung ke Jakarta, aku tetap dengan keputusanku. Sesampai di rumah tinggal di ibukota, diri aku langsung disambut selingkuhanku dengan penuh kemarahan.

Seperti tidak ada pengampunan, perempuan selingkuhanku pun mengusir diriku dari rumah. Aku pun pergi dan mencari tempat lain untuk tinggal.

Sementara itu, melihat kenyataan bahwa sang suami berselingkuh, Marsiana –istriku- datang berdoa kepada Tuhan. Dengan hati yang hancur, ia menyatakan agar Tuhan membawa pulang diriku dan mempersatukan kami berdua sebagai keluarga seperti sediakala.

Meski sudah tidak bersama dengan selingkuhan, aku tetap berada di Jakarta. Hanya saja, makin hari kehidupannya semakin kacau. Melihat performa pekerjaan yang menurun, pihak perusahaan bus dimana aku bekerja memutuskan untuk memberhentikannya.

Tanpa pekerjaan, akhirnya aku pulang ke Solo. Saat bertemu sang istri, aku mengungkapkan penyesalannya karena telah berbuat keji. Mendengar itu, istriku menyatakan bahwa dirinya sudah memaafkan diriku.

Setelah berkumpul kembali, istriku, Marsiana, mengajakku beribadah dan bertemu dengan pendeta untuk konseling. Di dalam konseling itu, Tuhan menjamah dan memulihkanku.

Sejak saat itu, aku merupakan makhluk yang baru. Seperti diungkapkan istriku tercinta, aku kini bukanlah orang yang egois lagi.

Aku bersyukur atas apa yang dikerjakan oleh Tuhan di dalam kehidupan pribadi dan rumah tanggaku. Oleh karena Dialah, bahtera rumah tanggaku selamat. Tuhan sungguh baik!

Sumber : Tony
Halaman :
1

Ikuti Kami